Terlepas polemik Perayaan Valentine Day yang Haram atau Tidak Haram oleh
MUI karena dikatakan tidak sesuai dengan Budaya Indonesia. Lebih seru
kita membahas Awal Mula Sejarah Hari Valentine yang
selalu dirayakan tepat pada tanggal 14 Februari setiap setahun sekali
ini. Valentine yang kedatangannya selalu membuat dunia menjadi serba
pink/merah muda karena Cinta. Ahli-ahli mengatakan bahwa asal mula
Perayaan Kasih Sayang itu berkaitan dengan Santo Valentine, Ia adalah
seorang Pendeta Roma yang menolak melepaskan agama Kristen yang
diyakininya.
Ia meninggal pada 14 Februari 269 Masehi, bertepatan dengan hari yang
dipilih sebagai pelaksanaan ‘undian cinta’.
Legenda juga mengatakan bahwa Santo Valentine sempat meninggalkan ucapan
selamat tinggal kepada putri seorang narapidana yang bersahabat
dengannya. Di akhir pesan itu, ia menuliskan : 'Dari Valentinemu'.
Sementara itu sebuah cerita lain mengatakan bahwa Saint Valentine adalah
seorang pria yang membaktikan hidupnya untuk melayani Tuhan di sebuah
kuil pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Ia dipenjarakan atas
kelancangannya membantah titah sang kaisar. Baru pada tahun 496 Masehi,
pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan bagi
Valentine.
Akhirnya secara bertahap 14 Februari menjadi hari khusus untuk bertukar
surat cinta dan St. Valentine menjadi idola para pecinta. Datangnya
tanggal itu ditandai dengan pengiriman puisi cinta dan hadiah sederhana,
semisal bunga. Sering juga untuk merayakan hari kasih sayang ini
dilakukan acara pertemuan besar atau bahkan permainan bola.
Di AS, Miss Esther Howland tercatat sebagai orang pertama yang
mengirimkan kartu valentine pertama.
Acara Valentine mulai dirayakan besar-besaran semenjak tahun 1800 dan
pada perkembangannya, kini acara ini menjadi sebuah ajang bisnis yang
menguntungkan.
Perlahan semarak hari kasih sayang ini merebak keluar dan menular pada
masyarakat di seluruh dunia dibumbui dengan versi sentimentak tentang
makna valentine itu sendiri. Bahkan anak-anak kecil pun tertular dengan
wabah ini, mereka saling berkirim kartu dengan teman-temannya di sekolah
untuk menunjukkan rasa sayang mereka.
Sejarah Hari Valentine
Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut
adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah
ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi
pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan ‘Feast of Lupercalia.’
Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang
berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia
berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan
kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus
mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan
menjadi teman kencannya di festival itu.
Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain,
berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Dibawah
pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan.
Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk
memperkuat armada perangnya.
Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat
meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk
membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine
yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini.
Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para
pasangan yang sedang jatuh cinta.
Namun aksi mereka diketahui sang kaisar yang segera memerintahkan
pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta baik hati tersebut.
Ia meninggal tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun
270 Masehi. Saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai
festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini
para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari.
Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, para pastor
memilih nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan
itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya
bertepatan pada hari Valentine.
Kisah Santo Valentine, Pendeta Baik Hati yang Berkorban Demi Kasih Sayang
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Ia
hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang
terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut, dan ia bukan
satu-satunya. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia
ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan
terlibat dalam perang. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan
kekasihnya.
Hal ini membuat Claudius sangat marah, ia pun segera memerintahkan
pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Ia berfikir bahwa jika pria tak menikah, mereka akan dengan senang hati
bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Para
pasangan muda menganggap keputusan ini sangat tidak manusiawi. Karena
menganggap ini adalah ide aneh, St. Valentine menolak untuk
melaksanakannya.
Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para
pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia.
Aksi ini diketahui kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia
tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil
yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa kidung pernikahan.
Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sebuah pasangan.
Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia
dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati.
Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung
aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela
penjara.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri
penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi St.
Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam.
Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa
St. Valentine telah melakukan hal yang benar.
Di hari saat ia dipenggal, 14 Februari ia menyempatkan diri menuliskan
sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan
bantuannya selama ia dipenjara.
Diakhir pesan itu, ia menuliskan : “Dengan Cinta dari Valentinemu.”
Pesan itulah yang kemudian merubah segalanya. Kini setiap tanggal 14
Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih
sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine
sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai
seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
Tradisi Valentine
– Selama beberapa tahun di Inggris, banyak anak kecil di dandani
layaknya anak dewasa pada hari Valentine. Mereka berkeliling dari rumah
ke rumah sambil bernyanyi.
– Di Wales, para pemuda akan menghadiahkan sendok kayu pada kekasihnya
pada hari kasih sayang itu. Bentuk hati dan kunci adalah hiasan paling
favorit untuk diukir di atas sendok kayu tersebut.
– Tradisi
Pada jaman Romawi kuno, para gadis menuliskan namanya di kertas dan
memasukkan ke dalam botol. lalu para pria akan mengambil sah satu kertas
tersebut untuk melihat siapakan yang akan menjadi pasangan mereka dalam
festifal tersebut.
– Di Negara yang sama, para gadis akan menerima hadiah berupa busana
dari para pria. Jika ia menerima hadiah tersebut, ini pertanda ia
bersedia dinikahi pria tersebut.
Mitos Aneh Tapi Nyata Dalam Valentine
– Beberapa orang meyakini bahwa jika mereka melihat robin melayang di
udara saat hari Valentine, ini berarti ia akan menikah dengan seorang
pelaut. Sementara jika seorang wanita melihat burung pipit, maka mereka
akan menikah dengan seorang pria miskin. Namun mereka akan hidup
bahagia. Sementara jika mereka melihat burung gereja maka mereka akan
menikah dengan jutawan.
– Sebuah kursi cinta adalah kursi yang lebar. Awalnya kursi ini dibuat
untuk tempat duduk seorang wanita (jaman dahulu wanita mengenakan busana
yang sangat lebar). Belakangan kursi cinta dibuat untuk tempat duduk
dua orang. dengan cara ini sepasang kekasih bisa duduk berdampingan.
– Pikirkan lima atau enam nama pria (jika anda wanita) atau lima atau
enam nama wanita (jika anda pria) yang ingin anda nikahi. Lalu putralah
setangkai apel sambil menyebut nama tersebut satu persatu. Anda akan
menikah dengan nama yang anda sebut saat tangkai tersebut lepas dari
buahnya.
– Petiklah sekuntum bungan dandelion yang tengah mengembang. Tiuplah
putik-putik pada bunga tersebut, lalu hitunglah putik yang tersisa. Itu
adalah jumlah anak yang akan anda miliki setelah menikah.
– Jika anda memotong sebuah apel pada tengahnya dan menghitung jumlah
biji di dalamnya, ini juga bisa menunjukkan jumlah anak yang akan anda
miliki setelah menikah.
EmoticonEmoticon