5 Ramalan Jayabaya Ini Terbukti Sudah Terjadi


Apakah kamu percaya dengan yang namanya ramalan? Tentu jika ditanya seperti itu maka jawaban antara satu orang dengan yang lainnya bakalan berbeda. Ada yang percaya tetapi ada juga yang tidak. Bicara soal ramalan sendiri, tidak seluruhnya memang terbukti dan bahkan ada yang sama sekali omong kosong kendati ada yang memang benar-benar terjadi.
Negeri ini memang memiliki banyak sekali budaya dan mitos yang berkembang di kalangan masyarakat. Salah satu mitos kuno mengenai ramalan itu datang dari salah satu tokoh terkenal di kerajaan Kediri yakni Prabu Jayabaya. Pria bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhayalancana itu dipercaya melahirkan sebuah kitab ramalan yang dipercaya banyak orang dari generasi ke generasi sebagai kunci peradaban Indonesia.
Kamu mungkin pernah mendengar ramalannya yang paling terkenal ialah mengenai pemimpin Indonesia dengan inisial nama No-To-No-Go-Ro. Tak hanya itu saja, konon ada beberapa ramalan Jayabaya yang benar-benar terbukti telah terjadi di negeri ini. Seperti yang sedang heboh mengenai prediksi meletusnya gunung Slamet yang bisa membelah pulau Jawa. Dilansir Merdeka, apakah kamu percaya?
1. Pulau Jawa Banjir
jawa banjir
Salah satu hal yang rutin muncul ketika musim penghujan tiba di Indonesia adalah banjir. Memang sih, banjir terjadi karena tingkah laku manusia yang tak peduli pada lingkungan seperti membuang sampah sembarangan. Namun tahukah kamu kalau Jayabaya sudah memperkirakan bahwa banyak kawasan di Jawa bakal tergenang air. Di mana Jayabaya menyebut masa itu sebagai jaman Kalatirto.
Zaman Kalatirto (zaman air) diyakini Jayabaya sebagai banjir karena Sang Hyang Raja Kano yang bertahta di negara Purwocarito sering menata batu besar untuk membendung kali (sungai) dan bengawan. Masa itu dihitung mulai 301-400 tahun matahari atau 310-412 tahun Candra. Hmm, bagaimana menurutmu?
2. Korupsi Merajalela
korupsi
Korupsi memang seakan sudah menjadi penyakit yang begitu merajalela di Indonesia ini. Kendati praktek penegakan dan tolak korupsi sudah dilaksanakan, faktanya korupsi selalu masih saja terjadi. Bahkan para pejabat yang dianggap amanah, kerap kali malah tersandung korupsi yang begitu mengecewakan rakyat, merugikan dan melanggar sumpah mereka.
Jauh sebelum korupsi merajalela, Jayabaya pernah menulis ‘Akeh janji ora ditetepi, akeh wong nglanggar sumpahe dewe. Akeh menungso mung ngutamakke duwit, lali kemenungsan, lali kebecikan, lali sanak, lali kadang’. Ramalan itu berarti, banyak orang yang melanggar janji dan sumpah masing-masing. Banyak orang yang hanya mengutamakan uang sehingga lupa perikemanusiaan, kebaikan dan saudara.
Sungguh, bukankah itu sudah terlihat dalam masa saat ini?
3. Pulau Jawa Terpecah
pulau jawa
Pernah mendengar yang namanya Atlantis? Dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh Prof Arysio Santos, Ph.D terungkap bahwa Atlantis adalah negeri tropis yang berlimpah mineral dan kekayaan hayati.
Konon secara tersirat dalam buku berjudul Atlantis the Lost Continent Finally Found itu menyebutkan jika Atlantis adalah Indonesia. Kemewahan Atlantis itu mendadak lenyap karena bencana maha besar yang memisahkan Jawa dan Sumatera sehingga menenggelamkan lebih dari separo nusantara yang diperkirakan terjadi pada 11.600 tahun lalu.
Namun menurut ahli sejarah Kediri, Ki Tuwu, tenggelamnya Atlantis itu sudah diramalkan oleh Jayabaya dalam kitab Jangka Jayabaya. Jayabaya menyebutkan bahwa saat periodesasi zaman besar kedua, pulau Jawa yang saat itu masih menyatu dengan pulau-pulau lain bakal mengalami perubahan yakni terpecah menjadi pulau-pulau kecil.
4. Cari Pesugihan
pesugihan
Pernah mendengar yang namanya pesugihan? Itu adalah fenomena orang-orang yang dituding malas bekerja mencari uang dan memilih jalan mistis demi mendapat kekayaan. Rupanya hal itu sudah diramalkan oleh Jayabaya bakal terjadi di Indonesia kelak yang sepertinya memang benar-benar terjadi masa kini.
Melalui ramalannya, Jayabaya menyebutkan, ‘Akeh wong nyambut gawe apik-apik pada krasa isin. Luwih utama ngapusi. Wegah nyambut gawe kepengen kepenak, ngumbar nafsu angkara murka, nggedekake duraka’.
Secara umum, ramalan dalam bahasa Jawa itu bisa berarti bahwa banyak orang yang bekerja baik-baik malah merasa malu sehingga lebih memilih menipu. Akan ada banyak orang yang malas bekerja tetapi ingin kaya (pesugihan). Banyak orang yang memilih jalan hawa nafsu angkara murka dan melakukan perbuatan dosa besar.
5. Perubahan Peradaban
perubahan peradaban
Jayabaya mungkin tak akan pernah bisa melihat jika peradaban Indonesia sudah menjadi luar biasa maju dan modern seperti saat ini. Namun sang prabu Kediri itu rupanya sudah memiliki prediksi bakal seperti apa peradaban anak cucunya kelak dalam sebuah ramalan dan sindiran.
‘Mbesuk yen ana kereta mlaku tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing duwur awang-awang. Kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, iku tanda yen tekane jaman Joyoboyo wes cedak’.
Kalau diterjemahkan bisa berarti, akan ada masa di mana kereta berjalan tanpa kuda (mobil/kendaraan bermotor), tanah Jawa berkalung besi (rel kereta api), perahu berjalan di angkasa ( pesawat terbang). Sungai hilang sumber airnya dan pasar hilang kumandangnya. Karena memang, tradisi pasar di pagi hari yang sering ditemukan orangtuamu saat kecil kini sudah tergantikan dengan pasar modern di mall-mall.